Selasa, 02 September 2008

Mukhtar AK., SE

Bakal Calon DPRD Tk II Kab. Ciamis

Salah satu wacana tentang partai politik di Indonesia yang menarik untuk dibicarakan saat ini selain tentang calon presiden mendatang adalah tentang Partai Amanat Nasional (PAN) karena secara internal akan menetapkan anggota legislatif hasil Pemilu 2009 berdasarkan suara terbanyak. Dengan mekanisme ini, PAN berusaha mempraktekkan demokrasi yang sesungguhnya yaitu dengan melibatkan masyarakat untuk menentukan secara langsung siapa yang akan dipercaya untuk membawa dan memperjuangkan aspirasi mereka di tingkat pemerintahan. Dalam hal ini masyarakat memiliki kesempatan yang luas untuk menimang mana di antara calon anggota legislatif yang diajukan PAN yang kredibel dan benar-benar dipercaya mampu mewakili dan memenuhi harapan mereka.

Masyarakat tidak lagi memberikan semacam cek kosong kepada partai untuk menentukan siapa wakil mereka, seperti modus operandi di masa Orde Baru. Dengan mekanisme yang akan digunakan PAN, maka kedaulatan benar-benar berada di tangan masyarakat dan PAN sebagai sebuah partai yang akan ikut dalam pemilu 2009 hanya bertindak sebagai penyeleksi lewat mekanisme internal yang fair. PAN hanya mencalonkan, selebihnya keputusan berada di tangan masyarakat.

Tetapi, yang menjadi persoalan sekarang adalah bagaimana masyarakat sungguh-sungguh menggunakan momentum ini untuk memilih wakil mereka yang benar-benar kredibel, mau menghargai suara masyarakat dan yang terpenting, sungguh-sungguh berlaku amanah. Artinya, ia bertekad dengan serius untuk mewujudkan setiap harapan masyarakat. Ia tidak mencla-mencle alias orang yang tidak bisa dipegang omongannya. Wakil rakyat yang semacam ini sangat membahayakan masyarakat karena ia pandai memanipulasi, merekayasa dan karenanya tidak jujur.

Dalam kaitan itu, perlu kiranya masyarakat berpartisipasi sejak awal sehingga mereka memiliki langkah-langkah kontrol. Pertama, masyarakat harus mampu meminta PAN yang memiliki kewenangan dalam menetapkan calon anggota legislatif (caleg) untuk membeberkan dan mempublikasikan track record sang caleg secara luas dan jujur. Semua kisah hidup dan prestasi yang pernah dicapainya dibeberkan secara terbuka tanpa ada yang ditutupi, begitu pula langkah-langkah konkret yang akan diambil untuk memperbaiki keadaan guna mensejahterakan masyarakat. Dari situ, masyarakat dapat melihat bagaimana profil sang caleg, apa kelebihan dan minusnya. Hal ini memang mengandung subyektivitas tinggi. Tetapi hal yang subyektif bisa berubah menjadi objektif, jika banyak orang yang berpikir subyektif juga atau intersubyektif.

Kedua, kelanjutan dari yang pertama, masyarakat bersama-sama bersedia bertindak sebagai pengawas terhadap setiap gerak-gerik sang caleg, termasuk PAN sebagai partai politik yang mencalonkannya. Masyarakat berfungsi sebagai piranti sensor yang mencermati apakah gerak-gerik mereka mencurigakan ataukah tidak. Tengah berbuat curang, misalnya membagi-bagikan uang, ataukah tidak. Jika iya, wajib hukumnya bagi masyarakat untuk melupakan keberadaannya. Orang yang berbuat curang akan tetap curang, kapanpun. Ini sebuah aksioma, dalil yang tak terbantahkan. Jika ia terpilih, hal pertama yang ia pikirkan adalah bagaimana ia mengembalikan setiap sen rupiah yang ia keluarkan. Ia berpikir bagaimana ia memanipulasi dan merekayasa setiap proyek untuk mengeruk keuntungan pribadinya. Anggota legislatif semacam ini akan menciptakan sebuah sistem kleptokratik, yaitu sistem yang mencuri uang rakyat untuk memperkaya diri dan partainya. Dan jika tidak, masyarakat perlu memberikan apresiasi yang setimpal, yaitu memilih yang baik dari yang baik, bukan yang baik dari yang buruk. Setelah memilih wakil yang baik, masyarakat wajib mengontrol dan mengawalnya. Soalnya, yang baik bisa saja tergelincir oleh keajaiban kekuasaan yang digenggamnya.

Dan ketiga, masyarakat perlu membuat suatu kontrak politik yang detail dan konkrit dengan semua caleg yang bersaing bahwa mereka siap mewujudkan semua janji mereka dan tuntutan masyarakat. Dibutuhkan kontrak politik untuk melihat kesungguhannya sekaligus sebagai alat kontrol terhadap setiap langkahnya. Sebagai alat kontrol, kontrak politik berfungsi sebagai media penghubung antara masyarakat dengan anggota legislatif yang telah mereka pilih sehingga seorang anggota legislatif tidak kehilangan kontak dengan realitas yang ada. Perlu disadari bahwa menggantungkan harapan kepada seorang anggota legislatif semata-mata karena pesona pribadinya saja, tanpa embel-embel "hitam di atas putih" atau tanpa suatu kontrak politik, bukanlah sebuah garansi yang baik. Seorang anggota legislatif, dengan kewenangan dan kekuasaan yang ada padanya, bisa melakukan apa saja, termasuk memanipulasi kepentingan masyarakat dan membelokkan aturan main sesuai dengan kehendak subyektif dan politiknya. Kiranya dengan kontrak politik itu, masyarakat dan anggota legislatif memiliki kontak yang berkesinambungan sekaligus memperlihatkan bahwa di dalam kekuasaan seorang anggota legislatif itu terdapat kekuasaan yang lebih tinggi, yaitu kuasa masyarakat.

Ketiga hal di atas memperlihatkan bahwa masyarakat sesungguhnya memiliki kuasa yang demikian besar dan menentukkan. Tetapi hal ini akan berlaku dan berwujud jika masyarakat menyadari posisi itu dan mempergunakan kuasa itu demi meningkatkan harkat dan martabat mereka. Seringkali masyarakat terlambat menyadari hal itu sehingga ketika seorang anggota legislatif kehilangan kontak dengan realitasnya masyarakat tidak mampu berbuat apa-apa karena tuna kuasa alias tak punya kekuatan sedikitpun lagi.

Agar menjadi sinergis dengan apa yang dikehendaki masyarakat, maka PAN harus dapat membuktikan bahwa mekanisme pencalegan dengan suara terbanyak memang untuk kepentingan konstituen atau masyarakat luas, minimal untuk memperbaiki buruknya hubungan antara masyarakat dengan wakil rakyat selama ini. Dalam konteks ini, minimal PAN harus melakukan 3 (tiga) hal penting, yakni: Pertama, PAN harus selektif dalam hal rekrutmen kader. Rekrutmen harus dilaksanakan atas dasar komitmen, integritas dan kapasitas. Dengan kriteria tersebut diharapkan semua kader menjadikan PAN sebagai alat perjuangan dan bukan menjadikan PAN sebagai tempat mencari penghidupan, sekedar sambilan atau sekedar mendapatkan status sosial. Kedua, PAN harus melakukan pendidikan kepada semua caleg mengenai peran wakil rakyat, partai dan parlemen dalam sistem demokrasi. Hal ini sangat penting mengingat banyak kader partai yang setelah terpilih menjadi anggota legislatif terjebak dalam arus pragmatis sehingga lebih banyak memikirkan nasib pribadi ketimbang menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat yang sesungguhnya.

Ketiga, PAN terus melakukan pengawasan dan kontrol terhadap kinerja kadernya yang telah dipercaya masyarakat sebagai wakil rakyat. Hal ini sangat penting mengingat keberadaan kader PAN sebagai anggota legislatif ibarat etalase PAN yang langsung berhadapan dengan masyarakat luas. Baik dan buruknya kinerja anggota legislatif akan sangat berpengaruh terhadap citra dan perkembangan PAN pada masa yang akan datang. Dengan pengawasan dan kontrol partai tersebut diharapkan agar anggota legislatif dapat bekerja lebih maksimal, bahkan dapat membantu mereka untuk terhindar dari penyelewengan karena jabatan dan kedudukan mereka.

Akhirnya, Semoga penetapan anggota legislatif berdasarkan suara terbanyak yang saat ini digagas PAN benar-benar dilaksanakan dan mendapat dukungan luas dari seluruh masyarakat. Mumpung masih jauh dari pemilu, semoga masyarakat masih memiliki waktu untuk menyadari posisi mereka yang demikian kuat dan kuasa itu. Dan dalam demokrasi, masyarakatlah yang berkuasa sehingga muncul mantra politik yang sangat populer yakni vox populi vox dei, suara rakyat adalah suara Tuhan juga. Oleh karenanya, gunakanlah kuasa itu dengan baik dan berikanlah kuasa itu kepada yang baik, yang bisa mempertanggungjawabkan setiap tindak-tanduknya, yang tunduk kepada kehendak pemberi kuasa, yang sanggup menyatukan kata dan perbuatan, dan yang mampu mengangkat harkat dan martabat masyarakatnya. Sekali lagi, masih ada waktu.

Minggu, 22 Juni 2008

Pengertian Mailing List

Mailing List (juga dikenal dengan sebutan milis) adalah sebuah komunitas maya di Internet yang merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki minat yang sama. Untuk menjadi anggota sebuah mailing list, seseorang harus mendaftarkan alamat email yang dimilikinya ke dalam mailing list tersebut.

Pengertian Blog


blog atau weblog adalah catatan pribadi sesorang di internet. berisi informasi yang sering di update dan kronologis. blog lebih identik dengan sebuah diary. perbedaan mendasar adalah bahwa blog bisa dibaca siapa aja. banyak blog yang fokus terhadap satu objek informasi, misalnya politik, web design, olah raga dll. tapi kebanyakan blog itu lebih seperti jurnal pribad yang berisi informasi perjalanan dan kehidupan sehari-hari seseorang blogger (baca: tukang ngeblog :D) dan pemikirannya.

beberapa ciri blog :

  • isi utama biasanya berupa informasi yang bersifat kronologis, dan terbagi menjadi beberapa kategori
  • terdapat arsip untuk berita atau informasi lama
  • ada tempat buat orang lain meninggalkan pesan atau memberi komentar
  • biasanya terdapat link ke web/blog favorit atau yang sering dikujungi, biasanya disebut blogroll
dan beberapa fasilitas lainnya, namun sebagian besar blog/weblog memiliki fasilitas seperti disebut diatas. membuat blog nggak harus punya domain atau hosting, karena saat ini banyak sekali penyedia layanan untuk pembuatan blog secara gratis, misalnya blogger, pitas, blopgdrive dll. persyaratannya juga nggak susah, nggak harus ngerti pemrograman ato web design untuk punya blog, karena sudah disediakan template yang bisa dipilih dan diubah. so jangan sampe ketinggalan, buruan daftar dan mulai nge-blog. kalo jaman dulu, punya imel ajah udah keren, sekarang nggak lagi, sekarang jamannya bikin blog dan punya blog.

Selasa, 03 Juni 2008

Jakarta (ANTARA News) - Ahli Hukum Pajak dari Universitas Indonesia (UI) Prof Gunadi berpendapat, fungsi utama hukum pajak bukan untuk memidanakan seseorang melainkan untuk mengamankan penerimaan negara.

"Kalau wajib pajaknya menyatakan bersedia membayar kerugian negara yang dituduhkan, dengan sendirinya ancaman pidananya tidak perlu dilanjutkan," ujarnya di Jakarta, Rabu.

Karena itu, katanya, dalam kasus Asian Agri tidak perlu diberlakukan tindak pidana jika Asian Agri bersedia membayar denda pajak.

Apalagi, kata Gunadi yang juga Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), ancaman pidana dalam hukum pajak hanya sebagai solusi terakhir.

Soalnya, katanya, ancaman tindakan represif hanya untuk mendorong wajib pajak memenuhi kewajibannya kepada negara.

"Kalau wajib pajaknya kemudian menaati hukum dengan membayar kerugian negara, untuk apalagi memidanakan orangnya," katanya.

Karena itu, lanjutnya, penyelesaian di luar pengadilan dalam hukum pajak merupakan pilihan pertama dalam penyelesaian kasus pajak.

"Kalau wajib pajaknya tidak mau membayar juga kerugian negara, barulah ancaman represifnya boleh dijalankan," tambahnya.

Sementara itu, Manajer Komunikasi Perusahaan PT Asian Agri Rudy Sinaga mengatakan, pihaknya berharap proses pemeriksaan pajak oleh Ditjen Pajak yang dipimpin oleh Darmin Nasution bisa segera selesai karena sudah terlalu lama.

"Harapan kami Dirjen Pajak bekerja lebih cepat lagi sehingga kami bisa melakukan verifikasi terhadap berbagai tuntutan yang ada," katanya.

Pembayaran pajak plus denda bagi kasus Asia Agri juga didukung oleh anggota Komisi XI DPR Rama Pratama.

Menurut Rama, penyelesaian kasus penggelapan pajak lebih menguntungkan bagi negara jika diselesaikan di luar pengadilan.

Sebelumnya, Dirjen Pajak Darmin Nasution mengatakan penyelesaian kasus penggelapan pajak yang dilakukan Asian Agri dapat dilakukan di luar pengadilan.(*)

Minggu, 09 Maret 2008

Tugas AKhir Matakuliah TI

TUGAS AKHIR MATA KULIAH

TEKNOLOGI INFORMASI

Berikut adalah tugas yang harus anda kerjakan secara perorangan. Pengumpulan tugas ini dilakukan dengan mengirim hasil pekerjaan anda melalui e-mail, yaitu ke alamat fakultasekonomi.universitasgaluh@yahoo.com

Setiap tugas dikumpulkan

Dengan menyertakan nama, NIM, dan Kelas.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat memandu anda :

1. Tuliskan pekerjaan Anda langsung pada program email yang Anda gunakan (pada bagian body message). Jangan mengirimkannya dalam bentuk Attachment.

2. Anda akan mengirimkan hasil pekerjaan Anda melalui Sebuah alamat email merupakan milik Anda Sendiri. Jangan mengirimkan hasil pekerjaan Anda melalui alamat orang lain.

3. Buatlah tugas Anda dalam bentuk plain Text, bukan HTML. Jangan gunakan warna-warna untuk font atau memberikan variasi lain selain email dalam bentuk standart.

Soal-soal tugas akhir Mata Kuliah Teknologi Informasi adalah sebagai berikut :

1. Jelaskan pemikiran Anda tentang dampak positif dan negative dari penggunaan Internet yang berkaitan langsung dengan komunikasi manusia.

2. Sebuah hambatan komunikasi yang mungkin terjadi ketika kita berkomunikasi melalui internet. Berikan penjelasan mengapa hambatan itu muncul dan tuliskan saran Anda tentang jalan keluarnya/pemecahannya/cara mencegahnya. Bagaiamana computer dirumah Anda bisa terhubung ke internet dan alat-alatnya apa saja.

3. Jelaskan kemungkinan kemungkinan apa saja yang dapat digali dari Internet untuk dapat meningkatkan kemampuan Anda dalam bidang Ekonomi.

4. Sebutkan / uraikan dengan jelas cara membuat e-mail di website : Yahoo.com,Plasa.com,telkom.net,gmail.com dan hotmail.com. berikan kesimpulan mana yang paling baik dan alasannya.

5. Apa yang Anda ketahui mengenai Mailing List.

6. Jelaskan apa pentingnya internet dalam rangka pengembangan ekonomi di Indonesia. Berikan contoh-contohnya.

7. Buat sebuah milist dengan nama (bebas) Lampirkan foto Anda, bergabunglah dengan milist Fakultas Ekonomi Universitas Galuh Ciamis (feunigal_2007), kirimkan sebuah informasi kemilist Fakultas ekonomi dan milist yang Anda Buat yang berhubungan dengan penyalahgunaan Teknologi informasi serta Isi Data Base Saudara.

8. Buat sebuah Friendster, tampilan semenarik mungkin, catatan khusus : background foto saudara Sendiri.

9. Buat sebuah Blog dari Blogspot.com dan wordpress.com. tampilan minimal lihat sample berikut : http://seeyouok.blogspot.com

10. Kirimkan Nama Milist, nama friendster, nama blog Anda (ketik pada body message), dengan menggunakan email di Gmail.com

Baca baik-baik apa yang diminta pada setiap soal dan hendaknya Anda tidak terlalu pelit dengan kata-kata. Uraikan jawaban Anda dengan selengkap mungkin. Jangan meniru pekerjaan teman atau melakukan copy / paste dari file orang lain.

Ciamis, 14 Februari 2008

Dosen Mata Kuliah Teknologi Informatika.

Mukhtar AK., SE

Selasa, 12 Februari 2008


If there were no words…no way to speak
I would still hear you
If there were no tears
No way to feel inside, I’d still feel for you

And even if the sun refused to shine
Even if romance ran out of rhyme
You would still have my heart until the end of time
You’re all I need, my love, my Valentine

Pernah mendengar lantunan lagu dari lirik di atas? Yup, itu adalah penggalan lagu wajib bulan Februari yang berjudul Valentine. Dengan suara merdu Martina McBride diiringi lantunan piano ciamik dari Jim Brickman, lengkap sudah nuansa syahdu yang dihadirkannya. Apalagi kalo kamu lagi poling in lop (falling in love), huaaa….suasana Februari yang mellow jadi semakin biru…. (eh, pink kali yee..).

Kehebohan Valentine’s Day (VD) sebagai sebuah perayaan hampir-hampir menjadi menu wajib dan menggantikan hari besar lainnya. Coba bandingkan peringatan Isra’ Mi’raj, dan Maulid Nabi dengan Valentine’s Day. Jauh banget dah. Peringatan hari besar Islam identik dengan ceramah, dihadiri oleh sosok berjenggot dan perempuan berjilbab, dan dirayakan secara sederhana. Itu semua bagi sebagian orang dianggap sebagai simbol kuno.

Sebaliknya dengan perayaan VD yang identik dengan pesta sambil membawa pasangan lawan jenis masing-masing, baju rapi jali bagi yang cowok dan gaun malam yang setengah telanjang bagi si cewek, dan perayaan secara mewah. Inilah simbol yang katanya modern yang banyak diikuti remaja.
Anak SD, SMP, SMA, hingga kuliah bahkan yang sudah kerja pun merasa bahwa merayakan hari Valentine adalah wajib. Didorong oleh media baik elektronik semacam TV dan cetak semisal surat kabar, majalah dan tabloid, momen Valentine’s Day ini sengaja di blow-up oleh pihak-pihak tertentu. Seakan-akan ada rasa malu dan ketinggalan jaman bila sampai tidak ikut merayakan hari yang katanya penanda kasih sayang itu.

Valentine, bukan budaya kita
Sudah banyak tulisan yang membahas tentang hal ini. Kalo kamu rajin browsing internet dan banyak baca artikel di sana, akan terlihat bahwa Valentine bukanlah milik kita. Sedikit mengulas bahwa ada beberapa versi yang menyebutkan darimana asal muasal perayaan VD ini. Ada versi yang mengatakan bahwa hari Valentine adalah perayaan untuk mengenang pendeta Valentino yang mati karena membela keyakinannya. Ada juga yang bilang pendeta ini mati karena membela cinta dua jenis anak manusia padahal gereja telah melarangnya. Bahkan ada versi yang mengatakan bahwa pada tanggal14 Februari ini adalah musim kawin sejenis burung tertentu. (lengkapnya silakan lihat di Microsoft Student with Encarta Premium 2008)

Dari sekilas penjelasan di atas, kamu-kamu jadi ngeh kan bahwa sesungguhnya budaya hari Valentine dan merayakannya bukan berasal dari Islam.
‘Kan boleh, cuma sekadar ikut merayakan saja. Bukankah ini hari kasih sayang sedunia yang universal?’ Mungkin sebagian dari kamu berdalih begitu.
Oke, tapi bagi kaum muslimin, kita udah diwanti-wanti sama Allah Swt. melalui firmanNya:

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS al-Israa [17]: 36)

Nah, inilah uniknya Islam. Tidak ada yang namanya sekadar ikut, cuma ngikut atau ikut-ikutan saja. Sebelum melakukan suatu perbuatan, sebagai muslim, kita harus paham apa dan bagaimana Islam menyikapinya. Ini mendidik kamu, para remaja muslim, agar tidak menjadi generasi pembebek. Generasi yang bisanya cuma ikut-ikutan tanpa tahu ilmunya. Islam mengajak kamu untuk cerdas dalam menyikapi sesuatu.

Tidak ada kata “cuma” dalam kehidupan seorang muslim. Itu karena tiap perbuatan meskipun itu sebesar debu akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Begitu juga dengan perayaan Valentine. Banyak orang berdalih untuk membenarkan dirinya sendiri ketika ia turut larut dalam perayaan ini. Atau, meskipun ia tidak turut merayakan, tapi ia juga tidak melarang. Walah, ragu-ragu maksudnya? Begitulah, di satu sisi orang seperti ini takut dicap fanatik, tapi di sisi lain ia juga takut dianggap ketinggalan jaman. Jadilah, antara bilang iya dan tidak dalam penyikapannya.

Valentine, sarana perusak generasi
Rasulullah saw. Bersabda: Kamu telah mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk ke dalam lubang biawak, kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang engkau maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Baginda bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi? (HR. Bukhari Muslim)

Bukan karena Rasulullah pinter meramal ketika apa yang dikatakan beliau ternyata benar adanya. Tapi karena beliau khawatir terhadap kebodohan umat yang semakin meluas. Kebodohan inilah yang menjadi penyebab kaum muslim yang seharusnya sebagai umat terbaik, malah menjadi umat pengekor. Dan ternyata, semua itu menjadi kenyataan ketika kita melihat kelakuan remaja-remaja sekarang yang bisanya cuma mengikut budaya Barat.

Emang sih, nggak semua yang berasal dari Barat itu buruk. Tapi dalam hal perayaan hari Valentine ini jelas-jelas buruk dan merusak generasi muda. How? Pertama, mulai dari asal muasalnya aja udah jelas-jelas nggak benar menurut pandangan Islam untuk ikut merayakan. Kedua, yang namanya merayakan Valentine, umumnya sama pasangan alias kekasih atau pacar. Ketiga, kalo udah mulai urusan pacar-pacaran begini, mau dibawa kemana hubungan dua anak manusia berlainan jenis kelamin ini? Gaul bebas? Sangat mungkin!

See, nggak kekurangan cara musuh Islam untuk merusak kaum muslimin termasuk generasi mudanya. Seiring dengan semakin bebasnya teknologi informasi berupa alat telekomunikasi, budaya merayakan Valentine ini dengan mudah masuk ke kamar-kamar kita. Bisa lewat surat kabar, majalah remaja, radio, TV, internet, HP, dll.

Bo’ong besar kalo ada yang bilang bahwa Valentine adalah hari kasih sayang. Kalo memang seperti itu, kenapa juga yang dijadikan sasaran adalah anak-anak muda? Kenapa bukan ibu-bapak kita, kakek-nenek kita? Soalnya jauh lebih strategis merusak generasi yang bakal menjadi penerus peradaban alias pemuda. Kalo pemudanya rusak, ho ho ho, mudah banget merusak sendi lainnya. Betul itu.

Valentine, wajah buruk budaya Barat
Valentine’s Day diyakini sebagai hari kasih sayang. Ah, masa’ iya sih? Jangan mudah kamu dibodohi oleh slogan semacam ini. Why? Karena kalo beneran mereka yang suka menjajakan Valentine itu memang merayakan kasih sayang, tanya buktinya. Angka perceraian tinggi, anak-anak menjadi rusak karena brokenhome, prostitusi merajalela bahkan disahkan oleh negara, aborsi juga legal, para orang tua ditelantarkan di panti jompo dll. Inikah kasih sayang yang bisa dicontohkan oleh mereka?

Lalu sekarang coba tengok ke arah Timur. Irak hancur lebur, muslimahnya jadi korban perkosaan para tentara Barat, anak-anak kecil dan orangtua serta warga sipil dibantai tanpa ampun, negerinya dijajah dan porak-poranda. Belum lagi Afghanistan, Bosnia, Chechnya, bahkan Indonesia. Semuanya dijajah. Bila tidak secara fisik, pastilah secara ekonomi dengan hutang yang diwariskan pada anak cucu kita. Secara budaya, salah satunya adalah memaksakan perayaan Valentine ini ke generasi muda kita. Waspadalah! Waspadalah!

Pheww….ternyata jauh banget ya kenyataan dengan syahdunya lirik lagu di atas? Jaka sembung bawa kebo, nggak nyambung bo’.
Masa’ iya sih, setelah tahu hakikat asli wajah buruk di balik Valentine, kamu masih suka-cita menyambutnya? Nyadar euy!
Valentine itu hanya sebuah momen bagi para kapitalis yang mata duitan untuk menangguk untung sebanyak-banyaknya. Coklat, boneka, dan bunga jadi laris manis. Begitu juga dengan kartu sok romantis padahal aslinya cuma pingin mendapat kecup manis dari sang gebetan. Walah, naudzubillah banget.

Campakkan Valentine!
Yo’i, saatnya kita mencampakkan budaya yang jelas-jelas nggak memberi manfaat apa pun pada kita, kaum muslimin. Kalo hanya dengan alasan kasih sayang, Islam adalah sumber dan muara kasih sayang itu sendiri. Mulai dari haramnya aborsi karena setiap anak punya hak hidup, naluri sayang seorang ibu juga dijaga agar tidak dirusak oleh paham atas nama kebebasan. Begitu juga dengan penghargaaan seorang anak yang tinggi untuk menghormati ibu dan bapaknya. Nggak ada konsep penitipan panti jompo dalam Islam. Toh, betapa pun tuanya orangtua kita, merekalah yang dulu pernah melahirkan dan membesarkan kita dengan kasih sayang. Tul kan?

Hubungan laki-laki dan perempuan bila ingin berkasih-sayang, ada sarananya. Pernikahan. Di sinilah satu sama lain diajari untuk mengenal kasih-sayang sejati yang diikuti tanggung jawab. Bukan hanya bisa memberi bunga, coklat dan boneka tanpa berani berkomitmen dan maunya sekadar pacaran mulu. Tapi Islam mengajarkan cowok untuk jadi laki-laki sejati, begitu dengan para cewek. Jangan mau digombali hanya dengan rayuan tak bermutu.

Bukan hanya dengan sesama manusia, kasih sayang dianjurkan oleh Islam untuk diberikan juga pada makhluk lainnya semisal hewan, tumbuhan dan lingkungan. Hewan boleh disembelih sewajarnya untuk kebutuhan umat manusia. Tidak boleh menyiksa apalagi menyakitinya. Jangan malah kebalik. Banyak orang kafir itu yang tidak mau menyakiti binatang, tapi malah hobi membantai umat manusia terutama kaum muslimin.

Tumbuhan juga harus diperlakukan dengan seharusnya. Tidak boleh ada eksploitasi hutan demi memuaskan nafsu para kapitalis yang haus duit.
Mereka yang suka gembar-gembor Valentine’s Day dan kasih sayang, malah mereka juga yang enggan untuk melindungi dan menyayangi bumi. Contohnya Amerika tuh yang menolak peduli terhadap efek global warming atau pemanasan global. Ozon yang semakin menipis karena efek rumah kaca, toh itu juga banyak berasal dari negaranya yang penuh dengan gedung bertingkat dan pemakaian freon secara berlebihan.

Kalau sudah begini, kamu masih percaya dengan Valentine’s Day adalah hari kasih sayang? Universal pula? Naif banget kalo iya. Moga aja dengan artikel sederhana ini kamu tersadar akan bualan nggak bermutu tentang makna kasih sayang. Cukup Islam saja sebagai tolok ukur dalam seluruh perbuatan kita. Insya Allah pasti selamat dunia-akhirat. Dijamin!

So, mari kita campakkan Valentine dan ambil Islam saja sebagai the way of life yang penuh kasih sayang. Yuk, kaji Islam biar cerdas dan takwa

;;

Template by:
Free Blog Templates